Jurnalpantura.Com, Kudus - Ribuan warga Kudus, Jawa Tengah menyaksikan visualisasi tradisi "dandangan" dalam menyambut datangnya bulan Ramadan yang diwariskan oleh Sunan Kudus.
Visualisasi tradisi dandangan kali ini, menampilkan tari kolosal. Tari yang diikuti oleh berbagai elemen masyarakat Kudus mengambarkan sejarah perjalanan kabupaten Kudus sejak zaman sunan Kudus.
Para pedagang dari berbagai daerah sejak tanggal 06/05/2018, sudah memanfaatkan momen tradisi tersebut dengan menggelar lapaknya untuk berjualan. Ada lebih dari 300 pedagang, mulai dari Jl Pemuda, Jl Ramelan hingga Jl Sunan kudus.
Sejak siang, masyarakat Kudus memenuhi kawasan Simpang Tujuh Kudus untuk menyaksikan secara langsung Visualisasi Dandangan. Visualisasi pentas kolosal Dandangan mengejawantahkan pesan toleransi antar umat beragama, seperti yang sudah di ajarkan Sunan Kudus.
Melalui sendra tari dan teater yang menceritakan sejarah perjalanan Kabupaten Kudus sejak zaman Sunan Kudus, dengan melibatkan peserta berbagai macam etnis dan agama. Diawali dengan penabuhan bedug oleh Bupati Kudus yang didampingi oleh tokoh agama, tokoh masyarakat serta Kapolres Kudus, perwakilan Dandim Kudus, Ketua Pengadilan Negeri serta Kepala Kejaksaan Negeri Kudus, di Simpangtujuh Kudus, Rabu, 16/05/2018.
Bupati Kudus Musthofa menyatakan tradisi Dandangan telah mengakar kuat ratusan tahun lalu. Tradisi warisan Syeh Ja'far Shodig untuk menyambut bulan suci Ramadan.
Musthofa mengajak semua masyarakat Kudus untuk terus membangun Kudus, menjunjung tinggi toleransi, karena tanpa itu semua pembangunan Kudus tidak akan bisa seperti ini, ungkapnya.
"Toleransi antar umat beragama terlihat jelas dikudus. Semua berkumpul jadi satu disini, menyambut Ramadhan dengan penuh suka cita," kata Musthofa SE.MM, Bupati Kudus dua periode ini. (J02 /A01)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar