Seperti yang terjadi di salah satu Desa yang ada di Kecamatan Jekulo, Kudus.Masyarakat Desa Tanjungrejo sampai saat ini, masih menggelar acara Apitan, sebutan lain dari Sedekah Bumi.
Siang hingga sore hari, ratusan warga dengan sabar menanti prosesi sedekah bumi yang di awali dengan karnaval budaya yang dipusatkan di lapangan Desa Tanjung Rejo Jekulo.
Joko Prihatin ketua BPD Desa Tanjungrejo yang juga ketua panitia Sedekah Bumi ini dalam pidato sambutannya menjelaskan, Acara ni digelar pada setiap bulan jawa Apit atau dikenal dengan tradisi apitan dan ini sudah menjadi tradisi turun temurun dari nenek moyang di desa kami.Untuk peserta karnaval budaya diikuti dari Sekolah-sekolah yang ada di Desa Tanjung Rejo, bahkan ada Tim Drumband dari luar Kecamatan Jekulo, yaitu dari SMA 1 Bae.
"Setiap RW dari 10 RW yang ada akan menampilkan kreasinya dan akan memperagakan dihadapan panggung kehormatan, sedangkan sebagai rangkaian dari acara ini nanti malam kita juga akan ada pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang dari Pati dan sindennya adalah sinden terkenal Nurhana," tambahnya.
Sebagai penyelenggara kegiatan ini adalah Pemerintah desa Tanjungrejo dan dipusatkan di lapangan desa, Ahad 20/08/2017.
Acara sedekah bumi desa Tanjung Rejo tersebut dihadiri oleh Camat Jekulo, Yussi Sasepti, Kapolsek Jekulo AKP Subakri, Kades Tanjungrejo, Yuli Lukmawati. Ketua BPD, Tokoh masyarakat dan tokoh agama desa Tanjungrejo serta warga masyarakat peserta kirab budaya, Ahad 20/08/2017.
Dalam sambutannya Camat Jekulo Yussi Susepti mengatakan, Kirab Budaya dan Sedekah Bumi ini adalah tradisi yang baik dan sudah selayaknya untuk dilestarikan, apalagi Desa Tanjungrejo ini masuk dalam Desa wisata yang ada di Kabupaten Kudus, "Bila nanti bedung Logung sudah jadi dan mulai di kunjungi banyak wisatawan, maka Desa ini juga akan mengalami dampak positif dalam hal kunjungan wisata," ujar Yussi.
Usai seluruh peserta kirab melintasi panggung budaya dan beratraksi didepan panggung.
Masyarakat beramai-ramai memperebutkan hasil bumi yang dipasang di gunungan serta diiringi guyuran dawet yang menghujani mereka dari arah panggung yang dilakukan oleh para sesepuh adat, camat dan kepala desa. (J02)
0 komentar:
Posting Komentar