JURNALPANTURA.COM, Kudus - Bagi Umat Muslim bisa menjalankan Rukun Islam ke 5 merupakan harapan dan kebanggaan tersendiri, serupiah demi rupiah di kumpulkan dan di tabungkan hanya berkeinginan untuk bisa pergi ke Baitullah di Mekkah Al-Mukarramah.Selama ini hanya orang yang mempunyai rejeki berlebih lah yang bisa melaksanakan ibadah haji.Bagi Umat muslim kebanyakan, mungkin hanya ada di cerita sinetron dan cerita hikmah jika ada masyarakat biasa yang bisa melaksanakan rukun Islam tersebut.
Di Kabupaten Kudus tepatnya di Lemah Gunung, Krandon Kecamatan Kota, ada seorang penjual Nasi Pecel yang dengan ketekunan menabung dari tahun ke tahun, akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci, bahkan berangkat Haji plus.
Ibu Suwarni (55), seorang penjual nasi pecel keliling di Terminal Wisata Bakalan Krapyak Kudus yang berhasil naik haji.Mbah Warni, begitu ia biasa dipanggil, tak menyangka dapat pergi berhaji pada tahun ini.Sebab jika melihat penghasilannya dari jualan pecel yang tak seberapa.Ketika ditemui oleh JurnalPantura, Mbah Warni yang saat itu di dampingi putra sulungnya ( Aryo ) bercerita, selama 20 tahun lebih berjualan nasi pecel keliling dan sekitar 2 tahun lalu baru mendapat kios permanen berjualan di komplek Terminal Wisata Bakalan Krapyak." Alhamdulillah, Akhirnya impian untuk bisa berziarah ke makam Rosullah terlaksana, tidak sendiri bahkan dengan anak tertua saya".Dikisahkan Mbah Warni, selama ia jualan pecel paling banyak hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan tak jarang ia pulang dengan dagangan yang masih tersisa cukup banyak.Dengan penghasilan per hari paling banyak Rp 50 ribu. Sebuah angka yang tidak mungkin bisa berangkat naik haji plus. ”Kurang lebihnya segitu penghasilan sehari, kadang juga bisa kurang. Pokoknya tidak tentu,” Saat di temui JurnalPantura, mbh Warni sore itu baru saja mengadakan tasyakuran keberangkatan haji dan tasyakuran rumah barunya di Dk Kadilangon RT 02 RW III GG 7 Gondangmanis, Bae, dengan di hadiri tetangga lamanya di Lemah Gunung dan tetangga sekitar rumah barunya.Ibu tujuh anak ini menceritakan, setiap hari ia berjualan mulai pukul 06.00 – 16.00 WIB. Menunggu para peziarah turun dari bus, menjajakan nasi pecel yang sudah disiapkan. Satu porsi pecel dijualnya Rp 3 ribu, namun apabila ditambah nasi dihargai Rp 5 rbKini perempuan yang tak mengenyam bangku pendidikan tersebut akhirnya berhasil berangkat haji bersama putra sulungnya, pada Minggu 13/08/2017 melalui embarkasi Jakarta. ”Kami minta doanya bisa menjadi haji yang mabrur,” imbuhnya.Dia menjelaskan, keberhasilannya naik haji berkat putra sulungnya Aryo Suto Surono (31). Aryo merupakan seorang yang membuat mainan eskavator mini. Bersama temannya Amat Qodir Jaelani yang tinggal di Batang, dirinya mampu membuat inovasi dan saat ini sudah tenar.Mainan yang diberi nama Naradha Kodirco itu terbuat dari bahan kayu yang berkualitas. Cara menggerakkannya pun unik, bisa menyerupai eskavator aslinya. Seolah anak-anak yang bermain menjadi sopir eskavator.Dari usaha itulah akhirnya Aryo mampu menghajikan Mbah Warni. ”Alhamdulillah, semua ini rezeki dari Allah SWT. Semoga saja masih diberi kesempatan untuk adik-adik berangkat haji,” ucap Aryo.Inilah bakti anak kepada Ibu yang sudah berjasa kepada kami, anak-anaknya hingga bisa seperti sekarang ini.( J02 )
Di Kabupaten Kudus tepatnya di Lemah Gunung, Krandon Kecamatan Kota, ada seorang penjual Nasi Pecel yang dengan ketekunan menabung dari tahun ke tahun, akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci, bahkan berangkat Haji plus.
Ibu Suwarni (55), seorang penjual nasi pecel keliling di Terminal Wisata Bakalan Krapyak Kudus yang berhasil naik haji.Mbah Warni, begitu ia biasa dipanggil, tak menyangka dapat pergi berhaji pada tahun ini.Sebab jika melihat penghasilannya dari jualan pecel yang tak seberapa.Ketika ditemui oleh JurnalPantura, Mbah Warni yang saat itu di dampingi putra sulungnya ( Aryo ) bercerita, selama 20 tahun lebih berjualan nasi pecel keliling dan sekitar 2 tahun lalu baru mendapat kios permanen berjualan di komplek Terminal Wisata Bakalan Krapyak." Alhamdulillah, Akhirnya impian untuk bisa berziarah ke makam Rosullah terlaksana, tidak sendiri bahkan dengan anak tertua saya".Dikisahkan Mbah Warni, selama ia jualan pecel paling banyak hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan tak jarang ia pulang dengan dagangan yang masih tersisa cukup banyak.Dengan penghasilan per hari paling banyak Rp 50 ribu. Sebuah angka yang tidak mungkin bisa berangkat naik haji plus. ”Kurang lebihnya segitu penghasilan sehari, kadang juga bisa kurang. Pokoknya tidak tentu,” Saat di temui JurnalPantura, mbh Warni sore itu baru saja mengadakan tasyakuran keberangkatan haji dan tasyakuran rumah barunya di Dk Kadilangon RT 02 RW III GG 7 Gondangmanis, Bae, dengan di hadiri tetangga lamanya di Lemah Gunung dan tetangga sekitar rumah barunya.Ibu tujuh anak ini menceritakan, setiap hari ia berjualan mulai pukul 06.00 – 16.00 WIB. Menunggu para peziarah turun dari bus, menjajakan nasi pecel yang sudah disiapkan. Satu porsi pecel dijualnya Rp 3 ribu, namun apabila ditambah nasi dihargai Rp 5 rbKini perempuan yang tak mengenyam bangku pendidikan tersebut akhirnya berhasil berangkat haji bersama putra sulungnya, pada Minggu 13/08/2017 melalui embarkasi Jakarta. ”Kami minta doanya bisa menjadi haji yang mabrur,” imbuhnya.Dia menjelaskan, keberhasilannya naik haji berkat putra sulungnya Aryo Suto Surono (31). Aryo merupakan seorang yang membuat mainan eskavator mini. Bersama temannya Amat Qodir Jaelani yang tinggal di Batang, dirinya mampu membuat inovasi dan saat ini sudah tenar.Mainan yang diberi nama Naradha Kodirco itu terbuat dari bahan kayu yang berkualitas. Cara menggerakkannya pun unik, bisa menyerupai eskavator aslinya. Seolah anak-anak yang bermain menjadi sopir eskavator.Dari usaha itulah akhirnya Aryo mampu menghajikan Mbah Warni. ”Alhamdulillah, semua ini rezeki dari Allah SWT. Semoga saja masih diberi kesempatan untuk adik-adik berangkat haji,” ucap Aryo.Inilah bakti anak kepada Ibu yang sudah berjasa kepada kami, anak-anaknya hingga bisa seperti sekarang ini.( J02 )
0 komentar:
Posting Komentar